Virus Pilek Tingkatkan Risiko Kegemukan pada Anak
Los Angeles, Pilek dan batuk biasanya akan membuat tubuh si penderita semakin kurus. Namun pada anak, infeksi virus penyebab pilek atau adenovirus justru meningkatkan risiko kegemukan saat beranjak dewasa.
Temuan ini kembali menegaskan bahwa pola makan bukan satu-satunya pemicu obesitas dan kelebihan berat badan pada anak. Selain kurang olahraga, ternyata infeksi virus juga dapat meningkatkan timbunan lemak.
Sebuah penelitian di University of California mengungkap bahwa adenovirus atau virus penyebab pilek tidak hanya menyerang saluran napas bagian atas. Virus yang bisa menular lewat kontak langsung dengan permukaan kulit ini juga menyerang sel lemak.
Jumah sel lemak akan mengalami peningkatan secara signifikan saat diserang oleh adenovirus, sehingga memicu penumpukan di sejumlah bagian tubuh. Akibatnya, berat badan naik dan meningkatkan risiko kelebihan berat badan maupun obesitas.
Hal ini terungkap dalam pengamatan terhadap 124 anak dan remaja berusia 8 hingga 18 tahun. Lebih dari setengahnya atau 67 partisipan tercatat memiliki indeks masa tubuh tinggi (IMT) dan digolongkan sebagai obesitas.
Dalam pengamatan itu, infeksi adenovirus tipe 36 (AD36) terjadi pada 22 persen partisipan yang mengalami obesitas dan 7 persen partisipan dengan IMT normal. Namun di kedua kelompok tersebut, infeksi AD36 sama-sama menyebabkan peningkatan berat badan rata-rata 50 pound atau 22,68 kg.
"Data ini menegaskan bahwa infeksi virus bisa menjadi penyebab, atau paling tidak meningkatkan risiko obesitas," ungkap Dr Jeffrey Schwimmer yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Dailymail, Selasa (21/9/2010).
Obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit serius mulai dari masalah jantung dan pembuluh darah hingga diabetes. Jumlah penderitanya cenderung meningkat, dengan pemicu utama berupa gaya hidup yang tidak sehat seperti diet tinggi kalori dan kurang olahraga.
Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi 20 September 2010.
Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi 20 September 2010.
(Sumber : detikHealth)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar