Rabu, 03 November 2010
"No Creativity No Life": Kriteria Suami Pilihan Menurut Rosululloh
"No Creativity No Life": Kriteria Suami Pilihan Menurut Rosululloh: " MENUJU PERNIKAHAN ISLAMI ...... Bismillahirrahmanirrahim......Akhirnya bisa nulis lagih setelah sekian hari disibukkan oleh wirausaha yg c..."
Kriteria Suami Pilihan Menurut Rosululloh
MENUJU PERNIKAHAN ISLAMI ......
Bismillahirrahmanirrahim......
Akhirnya bisa nulis lagih setelah sekian hari disibukkan oleh wirausaha yg cukup menyita waktu.. hem hem judulnyahh...bikin akhwat yg masih single atau lg proses taaruf jadi agak ngiler.. sebenernya saya terinspirasi nulis ini gara-gara murobi saya akan melangsungkan pernikahan dalam waktu dekat ini, dn saat itu dia mnceritakan bgaimana proses taaruf yg subhanallah membuat saya agak memikirkan agenda "pernikahan" yg sempat saya jadikan prioritas ke sekiaannnnn (insyaAllah sudah ditargetkan kok walau bukan tahun ini..heheheh) huhuhuhu..langsung ajah deh kita cekidot..mudah2an bermanfaat sobat ukhti-ukhti...Kriteria Umum Seorang Suami Pilihan
Kriteria yang pertama adalah keutamaan agamanya. Ini diukur dr akidahnya dan bagaimana dia beramal dengan Islam. Adakah ia menjaga solatnya, akhlaknya.. Ini adalah berdasarkan hadis:
“Apabila orang yang kamu ridho agama dan akhlaknya datang meminang, hendaklah kamu menikahinya Sekiranya kamu tidak melakukannya niscaya akan timbul fitnah dan kerusakan di atas muka bumi.”
(Hadis Riwayat at-Tirmizi dalam kitab nikah, (no. 1080) dariAbu Hatim al-Munzi)
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan kerana mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (an-Nisa’ 4: 34)
Hal tersebut untuk menjamin keselamatan, kebahagian, nafkah , dan pengurusan yang baik. Dalam hal ini lelaki sebagai pemimpin dilebihkan dalam beberapa hal, antaranya adalah fisik yang kuat yang melebihi wanita, dan diperbolehkan bekerja di luar rumah tidak seperti wanita yg mesti dapet izin suaminya dan ruang geraknya yg tidak bisa sembarangan. Di samping itu, lelaki/suami juga perlu berupaya mendidik keluarganya ke arah agama dan kehidupan yang baik. Ini bagi menjamin kesejahteraan dalam berumahtangga, melahirkan anak yang soleh/solehah serta menjamin kebaikan di akhirat kelak. Oleh karena itu, selain memiliki daya kepimpinan yang baik, suami juga perlu memiliki ilmu yang cukup untuk menjamin keluarga sentiasa dalam keadaan yang aman, harmonis dan bahagia.Di dalam firman Allah S.W.T ......“Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya Malaikat-malaikat yang kasar dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan mereka selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (At-Tahrim: 6). Di dalam ayat tersebut dinyatakan bahwa, suami atau seseorang individu itu bertanggungjawab untuk memastikan keluarga sentiasa dalam naungan agama yang sahih dan baik untuk menjamin keselamatan keluarganya dari keburukan di akhirat.
Orang Tua berperan untuk memilihkan calon suami yang tepat sesuai kehendak dan keinginan anak perempuannya dan yang disukainya. Tidak lah baik, jika anak perempuan dipaksa untuk menikah dengan seorang lelaki yang tidak disukainya. Dalam hal ini, Orang Tua juga wajar mencarikan lelaki yang baik dilihat dari parasnya (yang disukai) di samping beberapa ciri yang sebelumnya. Dalam hal ini, Ibnul Jauzi berkata: “Disukai bagi yang ingin menikahkan anak gadisnya agar memilih pemuda yang bagus parasnya. Karena kaum wanita juga menyukai apa yang disukai oleh kaum lelaki.” (An-Nisaa’, hal. 203). Orang Tua juga perlu memperhatikan dengan siapa anaknya dinikahkan. Ini untuk memastikan anak gadisnya menikah dengan orang yang tepat dan baik serta memastikan kehidupan rumah tangga yang bahagia di masa depan
Dalam satu riwayat, ketika Fatimah binti Qais r.ha. datang kepada Nabi s.a.w. mengabarkan bahwa Abu Jahm dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan datang meminangnya, Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: “Mu’awiyah adalah lelaki miskin tidak punyai harta, adapun Abu Jahm adalah lelaki yang suka memukul wanita, maka nikahlah dengan Usamah bin Zaid.” Fatimah mengisyaratkan dengan tangannya tanda menolak, yakni jangan Usamah, jangan Usamah!. Rasulullah s.a.w. bersabda kepadanya: “Mentaati Allah dan Rasul-Nya adalah lebih baik bagimu.” Fatimah berkata: “Akupun menikah dengannya dan aku bahagia sekali.” (Hadis Riwayat Bukhari dan Muslim). Hadis ini menunjukkan supaya lelaki yang dipilih itu mampu memenuhi keperluan nafkah keluarga dan janganlah dinikahkan anak (wanita) itu dengan seseorang lelaki yang tidak pasti apakah dapat melayani/menjaga anak gadisnya dengan baik atau tidak. Selain itu, menurut imam Nawawi rahimahullah di dalam Syarh Sahih Muslim, beliau menyatakan tentang hadis ini bahwa: “Adapun anjuran Nabi s.a.w. agar menikahi Usamah adalah kerana beliau mengetahui kadar agamanya, keutamaannya, keelokan perangai dan kemuliaannya. Maka Nabi menganjurkan agar menikah dengannya. Namun Fatimah tidak menyukainya kerana Usamah bekas budak dan warna kulitnya hitam. Maka Nabi s.a.w. terus menerus menganjurkannya agar menikah dengan Usamah. Kerana Rasulullah s.a.w. mengetahui kemaslahatannya bagi Fatimah. Dan ini terbukti.” Terdapat suatu hadis yang lain yang menyatakan, lelaki dianjurkan dari kalangan yang mampu memberi nafkah yang baik/mampu.“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang mampu menikah, maka menikahlah.” (Hadis Riwayat al-Bukhari, (no. 5066)). Hadis ini juga menunjukkan bahwa kesepadanan dan keselarasan dalam Islam adalah amat penting dan agama merupakan suatu asas yang paling utama dibanding paras rupa dan kedudukan/harta.
Dalam Fathul Bari (9/83), al-Hafiz Ibnu Hajar berkata: “Seseorang dibolehkan untuk menawarkan anak gadisnya atau wanita yang berada di bawah tanggung jawabnya kepada lelaki yang diyakini baik dan soleh. Karena hal itu akan membawa manfaat kepada yang ditawarkan dan seseorang tidak perlu merasa malu untuk melakukan hal itu. Dan juga diperbolehkan ia menawarkannya kepada lelaki soleh walaupun ia sudah beristeri.”Malah, wanita itu dibolehkan untuk menawarkan dirinya (untuk dinikahi) kepada lelaki yang diketahui kesolehannya. Ini berdasarkan kepada suatu riwayat, dari anas bin Malik r.a. ia berkata: “Seorang wanita datang menawarkan dirinya kepada Rasulullah s.a.w. Ia berkata: “Wahai Rasulullah, apakah engkau mempunyai keinginan untuk menikahiku?”” Puteri Anas berkata: “Betapa sedikit rasa malunya, alangkah buruk wanita ini, alangkah jelek wanita ini!” Anas berkata: “Dia lebih baik daripada dirimu. Ia mencintai Rasulullah s.a.w. dan menawarkan dirinya kepada beliau.” (Diriwayatkan oleh Bukhari, 3/246, an-Nasa’i, dan Ibnu Majah). Imam Bukhari telah menuliskan bahwa dilarang wanita yang baik dan solehah, dinikahkan/menikah dengan lelaki yang buruk atau seorang penzina. Hal Ini berdasarkan Firman Allah s.w.t. ini, “Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik…” (an-Nuur 24: 3)
KESIMPULAN :
Diharapkan wanita untuk memilih calon suami yang baik agamanya (lelaki soleh) sebagai keutamaan, memiliki daya kepimpinan yang baik dalam persoalan keluarga, memiliki kemampuan dari segi keuangan dan ilmu, dan memliki keterampilan/personaliti yang disenangi oleh wanita. Perlu ditekankan, bahwa dalam banyak riwayat, ditunjukkan bahwa pengaruh agama itu lebih diberi keutamaan dibanding ciri-ciri yang lainnya. Malah, di dalam beberapa hadis menunjukkan bahawa ada lelaki yang miskin namun baik agamanya, adalah diberi kepercayaan/saran oleh Nabi S.A.W sendiri. Pilihlah yang baik agamanya sebagai prioritas“… jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dari limpah kurnia-Nya karena Allah Maha Luas (rahmat-Nya dan limpah kurnia-Nya), lagi Maha mengetahui.” (an-Nuur 24: 32). So ukhti yang udah yakin dan sipa tunggu apalagi..ga usah bimbang...bismillah ajahh..
Wallahualam Bishawab....
Makanan Pencuri Mineral dalam Tubuh
Makanan Pencuri Mineral dalam Tubuh
Jakarta, Mineral merupakan zat penting yang dibutuhkan tubuh. Berbagai penyakit dapat muncul bila tubuh kekurangan mineral. Sayangnya, makanan tertentu pun dapat mencuri tabungan mineral dalam tubuh.
Mineral paling penting yang dibutuhkan tubuh adalah kalsium, zat besi, iodium, magnesium fosfor, selenium dan seng.
Mineral paling penting yang dibutuhkan tubuh adalah kalsium, zat besi, iodium, magnesium fosfor, selenium dan seng.
Kekurangan mineral dalam tubuh dapat menyebabkan berbagai penyakit sebagai berikut:
- Peningkatan peluang pilek dan flu
- Pertumbuhan terhambat dan tulang rapuh
- Tekanan darah tinggi
- Depresi dan kecemasan
- Anemia
- Sakit otot dan osteoporosis
- Masalah pencernaan (seperti sakit maag, sembelit, mual atau diare).
Makanan apa saja yang dapat mencuri tabungan mineral tubuh?
Dilansir dari Webmd dan Ehow, Senin (1/11/2010), berikut beberapa makanan yang dapat mencuri kandungan mineral dalam tubuh:
1. Garam atau natrium
Mengonsumsi makanan yang mengandung garam alias asin secara berlebihan dapat meningkatkan pembuangan kalsium melalui urine, yang berpotensi menyusutkan jumlah tabungan kalsium tulang dan bisa menyebabkan osteoporosis.
Garam (natrium) merupakan musuh utama bagi penyerapan kalsium, karena garam terkandung dalam hampir semua makanan olahan, seperti daging olahan (ham, hot dog), makanan siap saji (pizza, burger, kentang goreng), makanan olahan dan kalengan.
2. Minuman ringan dan bersoda yang membuang kalsium
Kebanyakan minuman ringan dan bersoda mengandung banyak asam folat yang juga dapat meningkatkan ekskresi kalsium dalam urine.
3. Kafein pada teh dan kopi yang mengganggu penyerapan zat besi
The National Women's Health Information Center menyatakan bahwa minum kopi atau teh bersamaan dengan makanan mengurangi kemampuan tubuh untuk menyerap zat besi dari dalam makanan.
Selain itu, kelebihan kafein pada kopi atau teh juga melarutkan kalsium sehingga dapat melemahkan tulang.
Maka dari itu, teh dan kopi merupakan pantangan bagi orang yang menderita anemia (kekurangan darah) dan osteoporosisi (pengeroposan tulang).
4. Sayuran yang terlalu matang mencuri zat besi dan asam folat
Sayuran hijau yang dimasak terlalu matang dapat mengurangi penyerapan zat besi, asam folat dan B12 dari sayuran. Sebaliknya, sayuran mentah atau dikukus setengah matang justru baik untuk kebutuhan mineral tubuh.
5. Protein kedelai yang memblok zat besi
College of Family Physicians, Kanada, menyatakan bahwa protein dalam kedelai dapat mengurangi dan memblok penyerapan zat besi dalam tubuh.
11 MEREK AIR MINUM KEMASAN BERMASALAH! WATCH OUT!!
11 Merek Air Minum Kemasan Bermasalah
JAKARTA, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Rabu (27/10/2010), merilis nama-nama merek air minum dalam kemasan yang bermasalah.
Dari hasil pengujian terhadap 21 merek air minum dalam kemasan (AMDK) gelas yang beredar di pasaran, 11 merek di antaranya terbukti bermasalah. Dari 11 produk tersebut, sembilan produk mengandung koloni bakteri mendekati ambang batas yang telah ditentukan, yaitu 100.000 mikro bakteri per mililiter. Sementara dua produk lainnya memiliki bakteri di atas ambang batas.
Dua produk AMDK gelas yang melebihi ambang batas adalah :
1. AMDK bermerek Sega, yang diproduksi PT Indotirta Jaya Abadi
2. AMDK bermerek Ron 88, yang diproduksi PT Panfila Indosari.
Sementara sembilan produk air minum kemasan yang dinyatakan mendekati ambang batas adalah :
- Prestige (PT Tanahmas Tirta Lestari, Jabar)
- Top Qua (PT Sumber Warih Sejahtera, Depok)
- Airmax (PT Jitu, Tangerang)
- Caspian (PT Cisalada Jaya Tirtamarta Indonesia, Sukabumi)
- Club (PT Tirta Tama Bahagia, Bogor)
- Pasti Air (PT Tang Mas Indonesia untuk PT Sumber Alfaria Tridjaya)
- Vit (PT Sumber Sukses Sentosa, Bogor untuk PT Tirta Investasi, Jakarta)
- Prim-A (PT Sinar Sosro Indonesia)
- De As (PT Ravindo Rezeki, Bogor)
download gratis eebook farmasi dan kedokteran
THE 5-MINUTE CLINICAL CONSULT 2008
Click here for download
THE 5-MINUTE CLINICAL CONSULT 2008
Evidence-Based Health Care is the integration of the best medical information with the values of the patient and your skill as a clinician. Less harm comes to our patients if we respect the medical literature; we have improved our content and visibility of the best evidence, so you can focus on how to apply it.The Health Maintenance recommendations included here have been updated through the end of 2006. This content is based on the U.S. Preventive Services Task Force, and has been organized by age into one-page recommendations. This summary will allow you to find the most current recommendations to improve health and prevent disease for each population of patients. Again, your feedback resulted in the inclusion of the Centers for Disease Control's immunization tables for quick reference.Why a Desktop and Online version of this content? To respond to your needs for more content and access to your resources at the office, in the hospital, and at home. These new features include easy maneuverability between chapters and sections, extra content not in the book (including a large section on pediatric conditions), and, later this year, introduction of our unique Continuing Medical Education (CME) program. Additionally, you will be able to download updates to this content at no additional cost.
DRUGS IN USE FOURTH EDITION
Click here for download
When I first conceived this book, back in the late 1980s, cutting-edge pharmaceutical practice was taking place primarily in hospitals, and ‘clinical pharmacist’ was a somewhat elitist term applied to the smallish number of hospital pharmacists who contributed to the direct care of patients on hospital wards but rarely got involved in actually writing the prescription or independently adjusting drug dosage. Twenty years on, most practising pharmacists can justly be described as ‘clinical’ pharmacists. Pharmacists are independent prescribers in a wide range of clinical areas and working under patient group directions to supply and administer medicines without a prescription.In hospitals, consultant pharmacists have their own case load of patients and provide the highest levels of pharmaceutical care as well as contributing to research and development in their chosen specialty, whereas in the community, pharmacists with a special interest are being commissioned to provide high-level services that contribute to the overall care of patients in their specialty area. In hospitals most pharmacists spend a large part of their day working on the wards providing direct patient care, such as taking drug histories, advising on and monitoring therapy, and supporting discharge. In the community pharmacists are being commissioned to contribute to the management of patients with long-term as well as acute conditions, provide medicines use reviews to support adherence, and are seen as a key source of advice and support for preventative health measures, providing immunisations, helping patients to stop smoking and lose weight, and carrying out NHS health checks. The career opportunities for pharmacists in primary care have also expanded. Pharmacists can now be found working in GP surgeries, helping GPs to optimise their prescribing, and running medication review or specialist clinics, and pharmacists in NHS commissioning organisations are bringing their knowledge and skills to the commissioning and monitoring of NHS services involving medicines, as well as to the area of public health.
When I first conceived this book, back in the late 1980s, cutting-edge pharmaceutical practice was taking place primarily in hospitals, and ‘clinical pharmacist’ was a somewhat elitist term applied to the smallish number of hospital pharmacists who contributed to the direct care of patients on hospital wards but rarely got involved in actually writing the prescription or independently adjusting drug dosage. Twenty years on, most practising pharmacists can justly be described as ‘clinical’ pharmacists. Pharmacists are independent prescribers in a wide range of clinical areas and working under patient group directions to supply and administer medicines without a prescription.In hospitals, consultant pharmacists have their own case load of patients and provide the highest levels of pharmaceutical care as well as contributing to research and development in their chosen specialty, whereas in the community, pharmacists with a special interest are being commissioned to provide high-level services that contribute to the overall care of patients in their specialty area. In hospitals most pharmacists spend a large part of their day working on the wards providing direct patient care, such as taking drug histories, advising on and monitoring therapy, and supporting discharge. In the community pharmacists are being commissioned to contribute to the management of patients with long-term as well as acute conditions, provide medicines use reviews to support adherence, and are seen as a key source of advice and support for preventative health measures, providing immunisations, helping patients to stop smoking and lose weight, and carrying out NHS health checks. The career opportunities for pharmacists in primary care have also expanded. Pharmacists can now be found working in GP surgeries, helping GPs to optimise their prescribing, and running medication review or specialist clinics, and pharmacists in NHS commissioning organisations are bringing their knowledge and skills to the commissioning and monitoring of NHS services involving medicines, as well as to the area of public health.
LECTURE NOTES IN PHARMACY PRACTICE
Click here for download
LECTURE NOTES IN PHARMACY PRACTICE
Each of us learned during our secondary school days that frogs are cold-blooded creatures. By definition, we came to know that frogs would adapt their body temperatures to their external surroundings. Through
this process, the metabolic and circulatory systems of the frog could adjust the temperature of its blood and thereby survive the external environment.In contrast to the frog, social systems and their constituents do not adapt so effectively or efficiently This is particularly evident in healthcare systems, owing to continuous global dialogue on access to
care, organisation of health delivery, financing of healthcare services and products, and assuring safety and quality. Few countries have determined perfect solutions. Some have extreme difficulty adjusting to the events of the external environment. In the developed world, it is becoming clear that current healthcare systems may not be sustainable in the future. Major human, fiscal and infrastructure resources are required in the developing and transitional countries in order to provide a basic set of essential healthcare services to their respective populations.
Each of us learned during our secondary school days that frogs are cold-blooded creatures. By definition, we came to know that frogs would adapt their body temperatures to their external surroundings. Through
this process, the metabolic and circulatory systems of the frog could adjust the temperature of its blood and thereby survive the external environment.In contrast to the frog, social systems and their constituents do not adapt so effectively or efficiently This is particularly evident in healthcare systems, owing to continuous global dialogue on access to
care, organisation of health delivery, financing of healthcare services and products, and assuring safety and quality. Few countries have determined perfect solutions. Some have extreme difficulty adjusting to the events of the external environment. In the developed world, it is becoming clear that current healthcare systems may not be sustainable in the future. Major human, fiscal and infrastructure resources are required in the developing and transitional countries in order to provide a basic set of essential healthcare services to their respective populations.
CLINICAL PHARMACY AND THERAPEUTICS
Pharmacy students and practitioners now have increased responsibilities in the areas of prescribing and treatment. Modern therapeutics requires an understanding of the disease process, clinical pharmacology and the supporting evidence from scientifically designed clinical trials. The process of selecting optimal drug regimens is a team effort and depends upon the skills of pharmacists working with physicians, nurses and other health care professionals. This multi-author text, written by pharmacists and physicians, is suitable for those who work in both primary and secondary care. It provides a complete and detailed account of all major aspects of therapeutics and rational drug use in a readable and attractive style.The best-known, most widely respected text in the field of clinical pharmacy In-depth treatment of therapeutics - more important than ever because of the expanding role of the pharmacist in prescribing Each chapter on therapeutics follow a logical order and format: ley points, epidemiology, aetiology, disease, clinical manifestations, investigations and treatment, drugs used in treatment. Effective use of tables and boxes for supplementary information Written by an experienced multi-disciplinary team of pharmacists and doctors New chapter on prescribing for pharmacists. More in-depth discussion of the rationales for drugs treatment. New boxes throughout on 'prescribing tips'.
Langganan:
Postingan (Atom)