Jumat, 01 Oktober 2010

Minum Vit C dosis Tinggi???? Ampuh atau malah ga berkhasiat???

Sia-Sia Minum Vitamin C Dosis Tinggi

vitaminc_dosisKonsumsi vitamin C memang disarankan untuk menjaga stamina tubuh dan memperbaiki sel-sel rusak. Tapi, sebaiknya asupan juga memperhatikan kebutuhan kita masing-masing.
“ 200 sampai 500 miligram sebenarnya sudah oke, dan disarankan sebaiknya mengkonsumsi vitamin C langsung dari sumbernya seperti buah jeruk “ (Lanny Ch Salim)
Ahli gizi klinik RS. Pondok Indah Dr. Lanny Ch Salim, MS, SpGK membenarkan hal tersebut. Selain setiap orang punya kapasitas yang berbeda, efek yang ditimbulkan juga berlainan. Dalam istilah kedokteran ini disebut individual effect.
"Kalau saya sakit lambung sedangkan kamu tidak, porsi yang dibutuhkan pasti berbeda, meskipun kondisinya sama seperti sedang flu yang butuh banyak asupan vitamin C," ujarnya.
Banyaknya vitamin C yang dijual di pasaran dengan kandungan 1000 miligram atau lebih, justru tidak baik untuk tubuh, terutama lambung. Terlalu banyak vitamin C, dapat menimbulkan rasa perih pada lambung.

"200 sampai 500 miligram sebenarnya sudah oke, dan disarankan sebaiknya mengkonsumsi vitamin C langsung dari sumbernya seperti buah jeruk," katanya.
Dua buah jeruk setiap hari sebenarnya sudah memenuhi kebutuhan vitamin C tubuh. "Kalau tubuh tidak membutuhkan vitamin C dosis tinggi sebaiknya jangan mengonsumsi dosis sebanyak itu," lanjutnya.
Disamping itu menurut Dr. Lanny asupan vitamin C tidak harus dari tablet. Kebanyakan orang lebih memilih vitamin C tablet karena dianggap lebih efektif. Namun faktanya, jenis tablet memiliki pengaruh lebih jelek dibanding vitamin C dari buah yang terserap saat proses pencernaan.
"Kalau buah kan dicerna oleh tubuh kita, diolah oleh enzim-enzim, sedangkan tablet prosesnya langsung," ungkapnya.
(Sumber : Kompas)

Pilek pada anak ...WASPADALAH

Virus Pilek Tingkatkan Risiko Kegemukan pada Anak

obat_virusLos Angeles, Pilek dan batuk biasanya akan membuat tubuh si penderita semakin kurus. Namun pada anak, infeksi virus penyebab pilek atau adenovirus justru meningkatkan risiko kegemukan saat beranjak dewasa.
Temuan ini kembali menegaskan bahwa pola makan bukan satu-satunya pemicu obesitas dan kelebihan berat badan pada anak. Selain kurang olahraga, ternyata infeksi virus juga dapat meningkatkan timbunan lemak.
Sebuah penelitian di University of California mengungkap bahwa adenovirus atau virus penyebab pilek tidak hanya menyerang saluran napas bagian atas. Virus yang bisa menular lewat kontak langsung dengan permukaan kulit ini juga menyerang sel lemak.
Jumah sel lemak akan mengalami peningkatan secara signifikan saat diserang oleh adenovirus, sehingga memicu penumpukan di sejumlah bagian tubuh. Akibatnya, berat badan naik dan meningkatkan risiko kelebihan berat badan maupun obesitas.
Hal ini terungkap dalam pengamatan terhadap 124 anak dan remaja berusia 8 hingga 18 tahun. Lebih dari setengahnya atau 67 partisipan tercatat memiliki indeks masa tubuh tinggi (IMT) dan digolongkan sebagai obesitas.
Dalam pengamatan itu, infeksi adenovirus tipe 36 (AD36) terjadi pada 22 persen partisipan yang mengalami obesitas dan 7 persen partisipan dengan IMT normal. Namun di kedua kelompok tersebut, infeksi AD36 sama-sama menyebabkan peningkatan berat badan rata-rata 50 pound atau 22,68 kg.
"Data ini menegaskan bahwa infeksi virus bisa menjadi penyebab, atau paling tidak meningkatkan risiko obesitas," ungkap Dr Jeffrey Schwimmer yang memimpin penelitian tersebut, dikutip dari Dailymail, Selasa (21/9/2010).
Obesitas merupakan faktor risiko berbagai penyakit serius mulai dari masalah jantung dan pembuluh darah hingga diabetes. Jumlah penderitanya cenderung meningkat, dengan pemicu utama berupa gaya hidup yang tidak sehat seperti diet tinggi kalori dan kurang olahraga.

Penelitian tersebut diterbitkan dalam jurnal Pediatrics edisi 20 September 2010.
(Sumber : detikHealth)

Obat Paten MAHAL.. listen to my Y???

Mengapa Obat Paten Mahal?

obat_patenObat paten adalah obat yang baru ditemukan berdasarkan riset dan memiliki masa paten yang bergantung pada jenis obatnya. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001, masa berlaku hak paten di Indonesia adalah 20 tahun. Selama masa 20 tahun itulah, perusahan farmasi pemegang hak paten memiliki hak eksluksif di Indonesia untuk memproduksi obat yang dimaksud.
Perusahaan lain tidak diperkenankan memproduksi dan memasarkan obat serupa, kecuali jika memiliki perjanjian khusus dengan pemilik paten. Penemuan obat paten memerlukan waktu yang panjang dan biaya yang sangat mahal, sekitar 900 juta dollar AS sampai 1,8 miliar dollar AS. Jadi, wajar bila obat paten memasang harga yang "aduhai".
Ada beberapa alasan yang menyebabkan obat paten menjadi mahal :
  1. Obat paten melalui proses penemuan dan pengembangan dari banyak tahap. Berawal dari proses penemuan obat (sintesis, skrining), dilanjutkan dengan uji preklinik, uji klinik, persetujuan otoritas regulatori dari Badan Pengawas Obat dan Makanan atau Food and Drug Administration, dan terakhir proses pemasarannya.
  2. Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tahapan itu 12-15 tahun. Contohnya, untuk melakukan uji klinis saja dibutuhkan waktu lebih kurang 10 tahun (6-7 tahun) dan menghabiskan 60 persen dari seluruh biaya pengembangan sehingga sisa waktu yang dimiliki perusahaan farmasi untuk mengedarkan obat tersebut terbilang singkat, yaitu kurang dari 5 tahun. Status obat paten dapat diperpanjang jika, misalnya, dilakukan studi pada anak. Itu pun tambahan waktunya hanya selama 6 bulan.
(Sumber : KompasHealth)

Antibiotik....WATCH OUT BRO!!!

Efek Samping Mengejutkan dari Antibiotik

antibiotik_efekAntibiotik telah banyak digunakan untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit yang disebabkan oleh bakteri. Tapi ada beberapa efek samping antibiotik yang mengejutkan dan belum banyak diketahui orang. Apa saja?
Antibiotik merupakan senyawa atau kelompok obat yang dapat mencegah perkembangbiakan berbagai bakteri dan mikroorganisme berbahaya dalam tubuh. Selain itu, antibiotik juga digunakan untuk menyembuhkan penyakit menular yang disebabkan oleh protozoa dan jamur.
Tapi belum banyak orang yang tahu bahwa antibiotik juga dapat menyebabkan efek samping yang cukup membahayakan. Dilansir dari Ehow, Jumat (17/9/2010), berikut beberapa efek samping antibiotik:
1. Gangguan pencernaan
Salah satu efek samping antibiotik yang paling umum adalah masalah pencernaan, seperti diare, mual, kram, kembung dan nyeri.
2. Gangguan fungsi jantung dan tubuh lainnya
Beberapa orang yang mengonsumsi antibiotik mengalami jantung berdebar-debar, detak jantung abnormal, sakit kepala parah, masalah hati seperti penyakit kuning, masalah ginjal seperti air kecing berwarna gelap dan batu ginjal dan masalah saraf seperti kesemutan di tangan dan kaki.
3. Infeksi
Efek samping yang paling rentan dirasakan perempuan adalah infeksi jamur pada organ reproduksi yang dapat menyebabkan keputihan, gatal dan vagina mengeluarkan bau serta cairan.

4. Alergi
Orang yang mengonsumsi antibiotik juga sering mengalami alergi, bahkan hingga bertahun-tahun. Alergi yang sering terjadi adalah gatal-gatal dan pembengkakan di mulut atau tenggorokan.

5. Resistensi (kebal)
Orang yang keseringan minum antibiotik bisa mengalami resistensi atau tidak mempan lagi dengan antibiotik. Ketika seseorang resisten terhadap antibiotik, ada beberapa penyakit dan infeksi yang tidak dapat lagi diobati, sehingga memerlukan antibiotik dengan dosis lebih tinggi. Semakin tinggi dosis maka akan semakin menimbulkan efek samping yang serius dan mengancam jiwa.
6. Gangguan serius dan mengancam nyawa
Penggunaan antibiotik dosis tinggi dan dalam jangka lama dapat menimbulkan efek sampaing yang sangat serius, seperti disfungsi atau kerusakan hati, tremor (gerakan tubuh yang tidak terkontrol), penurunan sel darah putih, kerusakan otak, kerusakan ginjal, tendon pecah, koma, aritmia jantung (gangguan irama jantung) dan bahkan kematian.
Untuk menghindari efek samping antibiotik yang berbahaya tersebut, maka sangat dianjurkan untuk menggunakan antibiotik sesuai dengan dosis dan aturan pemakaian. (Sumber : detikHealth)

Antibiotik Kacaukan Perut Anda
WASHINGTON, Peran antibiotik yang ampuh membunuh kuman tak selalu bermanfaat bagi manusia. Karena nyatanya, mengonsumsi antibiotik juga dapat mengganggu keseimbangan mikroba baik yang hidup di dalam usus sehingga menyebabkan kondisi kesehatan menjadi tak terduga.

Berdasarkan penelitian Les Dethlefsen dan David Relman dari Universitas Stanford California, AS, terhadap pasien yang diberi ciprofloxacin terungkap bahwa antibiotik yang dikonsumsi menekan semua populasi bakteri menguntungkan. Setidaknya setiap pasien memerlukan waktu berbulan-bulan untuk pulih.
Penelitian yang diterbitkan jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences ini mendukung kebijaksanaan yang mengatakan bahwa antibiotik dapat merusak bakteri baik yang hidup di tubuh. Penelitian ini juga mendukung pentingnya pengembangan produk probiotik, termasuk yoghurt yang mengandung bakteri hidup.
Dalam riset selama sekitar 10 bulan, para ahli melibatkan tiga perempuan relawan dengan memberikan tablet antibiotik. Pemberian obat dilakukan dalam dua fase dengan setiap fase berlangsung selama lima hari. Kemudian, para peneliti melakukan tes DNA pada sampel tinja dari para relawan untuk menentukan jenis mikroba yang hidup dalam usus.
"Hasilnya, efek ciprofloxacin pada mikrobiota usus sungguh pesat. Selama sepekan setelah pemberian antibiotik, mereka kembali pada kondisi awal, tapi tidak sepenuhnya lengkap," kata Dethlefsen.

Hasil studi lain juga mendukung gagasan bahwa manusia dan hewan memiliki hubungan simbiosis dengan kuman. Mikroba dalam usus membantu mencerna makanan dan kuman baik dapat membuat jarak sehingga kuman buruk menjauh. "Distal usus manusia adalah salah satu ekosistem paling kompleks di planet ini," ungkap Dethlefsen.
Mematikan mikroba dapat memicu obesitas dan kemungkinan alergi. Riset lain juga menemukan bahwa Lactobacillus reuteri yang ditemukan dalam ASI dapat melindungi tubuh dari infeksi rotavirus.

Beberapa studi terbaru juga menemukan bakteri tertentu menyebabkan radang yang dapat memengaruhi nafsu makan serta kondisi peradangan usus, seperti penyakit Crohn dan kolitis.
Menurut Dethlefsen, membunuh populasi bakteri dalam tubuh secara teratur dapat membantu mendorong penyebaran bakteri super yang resisten terhadap obat-obatan.
"Salah satu potensi percabangan yang dapat mengubah manusia adalah menambah gen yang kebal terhadap antibiotik. Setiap penggunaan antibiotik sama halnya seperti melempar dadu karena berpotensi memunculkan strain jahat yang mengganti bakteri baik," tandasnya.
(Sumber : KompasHealth)